Warner Bros Discovery Terbelah: Saham Melonjak, Apa Rahasianya?

Warner Bros Discovery Terbelah: Saham Melonjak, Apa Rahasianya?
Warner Bros Discovery Terbelah: Saham Melonjak, Apa Rahasianya?

Warner Bros. Discovery (WBD) mengumumkan rencana ambisius untuk memisahkan diri menjadi dua perusahaan publik terpisah. Langkah ini disambut beragam oleh pasar, awalnya dengan lonjakan saham lebih dari 10%, namun kemudian ditutup dengan penurunan sekitar 3%. Perusahaan berharap pemisahan ini akan meningkatkan fleksibilitas dan fokus strategis masing-masing bisnis.

Rencana tersebut, yang diumumkan pada awal Juni 2025, akan membagi WBD menjadi dua entitas: “Streaming & Studios” dan “Global Networks”. Pemisahan ini diharapkan rampung pada pertengahan 2026, sebagai respon terhadap tekanan investor dan perubahan drastis di industri hiburan.

Bacaan Lainnya

Pemisahan Dua Raksasa Media

WBD akan membagi asetnya menjadi dua entitas yang terdefinisi dengan jelas. “Streaming & Studios”, dipimpin oleh CEO David Zaslav, akan mengelola platform streaming HBO Max dan studio film Warner Bros.

Sementara itu, “Global Networks”, di bawah kepemimpinan CFO Gunnar Wiedenfels, akan mengelola CNN dan jaringan televisi kabel lainnya. Tujuan utama pemisahan ini adalah memberikan fokus yang lebih tajam pada masing-masing sektor bisnis yang dinamis.

Restrukturisasi dan Beban Utang

Proses persiapan pemisahan ini telah berlangsung selama enam bulan terakhir, melibatkan perencanaan restrukturisasi besar-besaran. Strategi ini memiliki kemiripan dengan langkah Comcast yang memisahkan unit kabelnya.

WBD saat merger pada 2022 memiliki utang lebih dari USD 50 miliar. Meskipun telah berhasil mengurangi sebagian besar utang, perusahaan masih menanggung sekitar USD 37 miliar. S&P Global Ratings bahkan menurunkan peringkat kredit WBD ke level “junk” karena pendapatan dan arus kas yang terus menurun di operasi TV linier. Sebagian besar utang akan ditanggung oleh unit Global Networks, sementara unit streaming juga akan menanggung sebagian.

Potensi Merger dengan Paramount

Terlepas dari rencana pemisahan, CEO Warner Bros. Discovery, David Zaslav, dilaporkan bertemu dengan CEO Paramount Global, Bob Bakish, untuk membahas potensi merger antara kedua perusahaan.

Potensi penggabungan ini akan menciptakan raksasa media yang menggabungkan studio Warner Bros dan Paramount, serta jaringan seperti CNN dan CBS. Namun, sebelum April 2024, Warner Bros. Discovery tidak dapat melakukan transaksi merger atau akuisisi lainnya karena aturan pajak tertentu. Meskipun demikian, pembicaraan merger bukanlah hal yang mengejutkan, mengingat Zaslav telah menyatakan minatnya untuk mengakuisisi aset tambahan.

Tantangan dan Pertimbangan

Pertimbangan penting dalam pembicaraan merger ini meliputi potensi hambatan regulasi. Pemerintah Biden telah menunjukkan kecenderungan untuk menolak konsolidasi di industri media.

Kedua perusahaan, Warner Bros. Discovery dan Paramount, menghadapi tantangan signifikan dalam industri media yang dinamis. Penurunan peringkat televisi linear dan pergeseran pasar periklanan ke streaming menjadi tantangan utama yang harus diatasi. Kenaikan biaya konten juga menambah beban bagi kedua perusahaan.

  • Penurunan pendapatan dari televisi linear.
  • Peningkatan biaya konten streaming.
  • Beban utang yang besar pada kedua perusahaan.
  • Potensi hambatan regulasi terhadap merger.

Meskipun potensi merger dapat menciptakan raksasa baru di industri media, langkah ini juga menimbulkan ketidakpastian. Investor merespon berita potensi merger dengan reaksi beragam, menunjukkan keraguan akan keberhasilan strategi ini.

Langkah Warner Bros. Discovery untuk memisahkan diri menjadi dua perusahaan, dan pembicaraan merger dengan Paramount, mencerminkan dinamika yang kompleks dan tantangan besar yang dihadapi industri media saat ini dalam beradaptasi dengan era streaming. Masa depan industri ini akan sangat bergantung pada bagaimana perusahaan-perusahaan ini dapat mengatasi tantangan tersebut dan menemukan model bisnis yang berkelanjutan. Keberhasilan atau kegagalan strategi-strategi ini akan menentukan lanskap industri media dalam beberapa tahun mendatang.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *