Pernyataan permintaan maaf Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar atas kekurangan pelayanan jemaah haji Indonesia tahun 2025 menuai kritik dari Ketua Tim Pengawas Haji DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal. Cucun menilai permintaan maaf tersebut tidak cukup sebagai penyelesaian masalah.
Menurut Cucun, DPR RI telah beberapa kali mengingatkan pemerintah, khususnya Kementerian Agama, akan potensi masalah teknis dalam penyelenggaraan ibadah haji. Peringatan ini disampaikan jauh sebelum pelaksanaan haji.
Kritik atas Permintaan Maaf Menag
Cucun menyatakan bahwa permintaan maaf, meskipun sah dilakukan oleh pejabat negara, bukanlah solusi ideal dalam kasus ini. Ia menekankan pentingnya antisipasi dan kesiapan sejak awal.
Ia menyebut, seharusnya pemerintah telah mempersiapkan diri secara matang mengingat ibadah haji merupakan siklus tahunan yang memungkinkan pembelajaran dari pengalaman sebelumnya.
Masalah transportasi dari Mekah ke Arafah dan kondisi tenda di Arafah menjadi contoh nyata kegagalan antisipasi tersebut. Ketidaksiapan ini, menurut Cucun, tidak bisa dibenarkan.
DPR RI Sudah Memberikan Peringatan Dini
DPR RI, sebagai lembaga pengawas, telah menjalankan fungsinya dengan mengingatkan pemerintah akan potensi masalah. Peringatan tersebut khususnya menyoroti perubahan sistem pelayanan haji oleh Pemerintah Arab Saudi.
Cucun mengungkapkan bahwa ia telah secara langsung mengingatkan Menag Nasaruddin Umar tentang potensi masalah tersebut. Namun, peringatan tersebut tampaknya tidak diindahkan.
PPIH Pastikan Semua Jemaah Haji Indonesia Telah Meninggalkan Mina
Terlepas dari kontroversi permintaan maaf Menag, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi memastikan tidak ada jemaah haji Indonesia yang tertinggal di Mina.
Seluruh jemaah haji Indonesia, baik nafar awal maupun nafar tsani, telah meninggalkan Mina dan kembali ke hotel masing-masing di Mekah.
Kepala Satuan Operasional (Kasatops) Armuzna PPIH Arab Saudi, Harun Ar-Rasyid, memastikan hal ini setelah melakukan penyisiran menyeluruh di area Mina.
Proses pendorongan jemaah dari Mina ke Mekah dimulai sejak pukul 07.00 waktu Arab Saudi.
Penyisiran di Mina dan Penemuan Jemaah Tertinggal
Setelah pendorongan jemaah selesai, penyisiran menyeluruh dilakukan pada pukul 15.30 waktu setempat. Penyisiran dilakukan di seluruh tenda sektor, termasuk tenda ad-hoc dan markaz.
Meskipun sebagian besar jemaah telah dipindahkan, satu jemaah haji ditemukan tertinggal di tenda. Jemaah tersebut langsung ditangani dan dibawa ke Mekah.
Selain jemaah tertinggal, petugas juga menemukan sejumlah barang milik jemaah yang tertinggal di tenda. Barang-barang tersebut dikumpulkan dan akan diserahkan ke sektor masing-masing di Mekah.
Pukul 16.00 waktu Arab Saudi, PPIH menyatakan seluruh tenda jemaah Indonesia di Mina telah kosong dan bersih dari jemaah tertinggal.
Insiden jemaah tertinggal dan permasalahan pelayanan haji lainnya menunjukkan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap sistem penyelenggaraan haji. Permintaan maaf memang penting, namun langkah preventif dan kesiapan yang matang jauh lebih krusial untuk memastikan kelancaran ibadah haji di masa mendatang. Transparansi dan akuntabilitas juga perlu ditingkatkan agar kejadian serupa tidak terulang.