Sejak ribuan tahun lalu, manusia terus berupaya menemukan cara berkomunikasi yang lebih efektif. Dari ekspresi wajah, gambar, hingga surat menyurat dan email, evolusi komunikasi terus berlanjut. Puncaknya, muncullah media sosial sebagai bentuk komunikasi baru yang revolusioner.
Media sosial menekankan pada komunitas dan partisipasi masif. Berbeda dengan metode komunikasi sebelumnya, media sosial memungkinkan pengguna terhubung tanpa perlu informasi kontak pribadi terlebih dahulu.
Apa Itu Media Sosial?
Banyak bentuk komunikasi digital, namun tidak semuanya tergolong media sosial. Lalu, apa sebenarnya definisi media sosial?
Mengutip Tech Target, media sosial adalah situs web atau aplikasi yang mendukung berbagi konten, interaksi pengguna, dan pertukaran pesan dalam kerangka kolaboratif. Fokus utama terletak pada konten yang dapat dibagikan dan interaksi sosial antar pengguna.
Berbagai platform mungkin memiliki konteks interaksi yang berbeda. LinkedIn, misalnya, difokuskan pada koneksi bisnis, sementara Instagram lebih menekankan pada berbagi gambar.
Platform media sosial kini semakin berkembang. Mereka memfasilitasi media baru seperti streaming video langsung atau ritel digital. Selebriti dan profesional pun memanfaatkannya untuk berinteraksi langsung dengan penggemar.
Definisi media sosial mungkin berkembang seiring waktu. Namun, keterlibatan komunitas tetap menjadi elemen kunci yang membedakannya dari bentuk komunikasi digital lainnya.
Sejarah Media Sosial: Dari BBS Hingga Era AI
Sejarah media sosial berawal dari bentuk komunikasi internet awal, seperti bulletin board systems (BBS) dan forum. Evolusi ini dapat dibagi menjadi tiga era utama.
Menurut Social Champ, perjalanan media sosial adalah refleksi menarik dari evolusi hubungan manusia di era digital. Akarnya bukan pada aplikasi spesifik, tetapi pada keinginan awal untuk terhubung dan berbagi informasi.
Era Pra-Media Sosial (1970-an hingga Awal 2000-an)
Email, diciptakan Ray Tomlinson pada 1971, menjadi lompatan besar dalam komunikasi digital. Hal ini memungkinkan pesan terkirim lintas jarak, membangun rasa keterhubungan yang lebih luas.
BBS, diciptakan Ward Christensen dan Randy Suess pada 1978, berfungsi sebagai papan buletin komunitas digital. Pengguna dapat bertukar pesan, berbagi file, dan berinteraksi lewat teks.
Usenet dan IRC pada 1980-an semakin meningkatkan interaksi daring. Usenet menyediakan forum berbasis topik, sedangkan IRC menawarkan obrolan real-time bagi pengguna dengan minat serupa.
Era Awal Media Sosial (2000-an)
Six Degrees (1997) sering disebut sebagai jejaring sosial pertama. Pengguna bisa membuat profil, berteman, dan melihat hubungan mereka dengan orang lain.
Friendster (2002) dan LinkedIn (2003) muncul, menghubungkan teman dan profesional. Facebook (2004) merevolusi jejaring sosial dengan antarmuka yang lebih ramah pengguna.
YouTube (2005) mengubah konsumsi dan produksi konten visual. Twitter (2006) memperkenalkan mikroblogging, berbagi informasi singkat dan cepat.
Era Media Sosial Modern (2010-an – Sekarang)
Instagram (2010) mempopulerkan berbagi foto. Snapchat (2011) fokus pada pesan singkat yang menghilang.
Vine (2012) dan TikTok (2016) mendorong popularitas video pendek. Discord (2015) muncul sebagai platform komunikasi bagi para gamer dan komunitas online lainnya.
Era 2020-an ditandai oleh peran besar AI dan algoritma dalam personalisasi konten dan iklan. Meta AI, misalnya, mendukung berbagai fitur di aplikasi media sosial.
Threads (2023) memungkinkan pembuatan “tweet” panjang, mendorong diskusi yang lebih mendalam.
Perkembangan media sosial terus berlanjut, dari bentuk komunikasi sederhana hingga platform kompleks yang memanfaatkan kecerdasan buatan. Masa depan media sosial akan semakin menarik untuk disaksikan, dan bagaimana teknologi baru akan terus membentuk cara kita berinteraksi dan terhubung satu sama lain.





