Presiden Prabowo Subianto dikabarkan akan bertemu investor dan pelaku pasar modal Indonesia pasca Lebaran. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap gejolak pasar modal beberapa waktu terakhir.
Harapan Angin Segar di Pasar Modal
Rencana pertemuan tersebut diharapkan dapat memberikan suntikan positif bagi pasar modal. Pengamat Pasar Modal, Ibrahim Assuaibi, menilai pertemuan ini sebagai momentum penting. Ketidakhadiran Presiden Prabowo di pembukaan perdagangan tahun ini dan beberapa pernyataan sebelumnya yang dianggap meremehkan pasar modal, membuat pertemuan ini sangat dinantikan. “Ini kesempatan terbaik bagi pasar jika Presiden bertemu pemain pasar modal,” tegas Ibrahim.
Pertemuan ini diharapkan bukan sekadar silaturahmi. Menurut Ibrahim, Prabowo perlu memberikan pernyataan yang dapat mengembalikan kepercayaan investor kepada pemerintah. Sebuah permintaan maaf, misalnya, bisa menjadi langkah yang tepat.
Opini Beragam Mengenai Efektivitas Pertemuan
Ekonom CORE Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, menekankan pentingnya keyakinan Prabowo terhadap stabilitas ekonomi dan kebijakan pemerintah yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Keberhasilan pertemuan sangat bergantung pada substansi pembahasan dan komitmen nyata yang ditunjukkan.
Pertemuan hanya akan efektif jika disertai kebijakan yang solid. Rendy menyarankan agar Prabowo menyampaikan langkah-langkah nyata, seperti kebijakan fiskal yang disiplin, transparansi pengelolaan aset negara, dan komitmen pemberantasan korupsi. Pemerintah juga perlu mendengarkan kekhawatiran investor dan membuka ruang dialog.
Pandangan berbeda datang dari Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira. Ia meragukan efektivitas pertemuan tersebut karena penyebab utama pelemahan IHSG adalah penarikan modal asing. Bhima mempertanyakan siapa yang akan ditemui Prabowo, mengingat pertemuan sebelumnya dengan konglomerat lokal pun tak mampu menstabilkan pasar.
Alih-alih bertemu investor, Bhima menyarankan Prabowo mendorong pemerintah untuk memperbaiki kebijakan. Ia mendorong pemerintah mengeluarkan paket kebijakan untuk meningkatkan daya beli dan membuat regulasi yang lebih demokratis. Contohnya, menghindari kebijakan yang terkesan otoriter seperti revisi UU TNI.
Pertemuan Presiden Prabowo dengan investor dan pelaku pasar modal menjadi sorotan. Harapan terhadap dampak positifnya beragam, dari angin segar bagi pasar hingga keraguan atas efektivitasnya. Keberhasilannya tak hanya bergantung pada acara itu sendiri, namun juga pada komitmen nyata pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif dan kebijakan yang berpihak pada pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Suksesnya pertemuan ini akan sangat bergantung pada keseriusan pemerintah dalam merespon kekhawatiran investor dan memperbaiki kebijakan yang ada.


