Untuk pertama kalinya, sebuah kelompok kapal induk Tiongkok memasuki Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Jepang. Kejadian ini memicu ketegangan antara kedua negara yang telah lama bersengketa atas wilayah perairan di Laut China Timur.
Kementerian Pertahanan Jepang melaporkan bahwa kapal induk Liaoning, bersama dua kapal perusak rudal dan sebuah kapal logistik, memasuki ZEE Jepang dekat Pulau Minamitori pada Sabtu, 7 Juni 2025. Setelah melakukan aktivitas di wilayah tersebut, kelompok kapal ini kemudian melanjutkan perjalanan untuk melakukan latihan militer.
Kapal Induk Liaoning dan Aktivitasnya di ZEE Jepang
Kehadiran kapal induk Liaoning di ZEE Jepang merupakan peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya, menurut pernyataan resmi Kementerian Pertahanan Jepang. Hal ini memicu kekhawatiran mengenai peningkatan kemampuan militer Tiongkok.
Pemerintah Jepang, melalui Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi, menyampaikan telah mengirimkan pesan kepada pihak Tiongkok terkait insiden ini. Namun, belum ada pernyataan resmi mengenai pengajuan protes formal.
Jepang meningkatkan kewaspadaan dan pengawasan di laut dan udara menyusul insiden ini. Kapal perang Haguro dikerahkan untuk memantau pergerakan kelompok kapal induk Tiongkok.
Sengketa Wilayah dan Kepentingan Strategis
Ketegangan antara Jepang dan Tiongkok telah lama berlangsung, terutama terkait sengketa atas Kepulauan Senkaku (Diaoyu dalam bahasa Tiongkok). Kepulauan kecil tak berpenghuni ini terletak di Laut China Timur dan diklaim oleh kedua negara.
Pulau Minamitori, lokasi masuknya kelompok kapal induk Tiongkok, memiliki nilai strategis karena kaya akan logam langka. Penelitian menunjukkan keberadaan sekitar 200 juta ton nodul mangan yang mengandung logam langka di dasar laut sekitarnya.
Meskipun tidak berpenghuni secara permanen, Pulau Minamitori dihuni oleh sejumlah kecil personel dari Badan Meteorologi Jepang, Pasukan Bela Diri, dan Penjaga Pantai. Keberadaan logam langka di sekitarnya semakin meningkatkan nilai strategis pulau ini.
Reaksi Jepang dan Sejarah Pelanggaran Sebelumnya
Juru bicara Kementerian Pertahanan Jepang menyampaikan bahwa insiden ini menunjukkan upaya Tiongkok untuk meningkatkan kemampuan operasional dan jangkauan operasinya. Pemerintah Jepang menganggap serius insiden ini.
Insiden ini bukan yang pertama kalinya kapal-kapal Tiongkok memasuki perairan Jepang. Sebelumnya, kapal induk Liaoning juga pernah berlayar di antara pulau-pulau selatan Jepang dan memasuki wilayah perairan kontigu Jepang dekat Taiwan.
Pada September tahun lalu, kelompok kapal induk yang sama melewati perairan antara Pulau Yonaguni dan Pulau Iriomote, memasuki wilayah perairan kontigu Jepang. Pemerintah Jepang saat itu mengecam tindakan tersebut sebagai “tidak dapat diterima”.
Setelah meninggalkan ZEE Jepang, kelompok kapal induk Tiongkok melakukan latihan pendaratan dan lepas landas pesawat tempur dan helikopter. Jepang terus memantau situasi dengan ketat.
Kejadian ini menandai peningkatan signifikan dalam ketegangan maritim antara Jepang dan Tiongkok. Keberadaan sumber daya alam yang berharga di sekitar Pulau Minamitori, dikombinasikan dengan ambisi maritim Tiongkok, menunjukkan bahwa potensi konflik di wilayah tersebut akan terus menjadi perhatian utama bagi kedua negara dan komunitas internasional.