Bahaya Skincare Viral TikTok: Alergi Seumur Hidup pada Anak?

Bahaya Skincare Viral TikTok: Alergi Seumur Hidup pada Anak?
Bahaya Skincare Viral TikTok: Alergi Seumur Hidup pada Anak?

Tren kecantikan di TikTok, khususnya rutinitas *skincare*, tengah populer di kalangan anak muda. Namun, sebuah studi terbaru mengungkapkan potensi bahaya di balik tren ini, yang berdampak signifikan pada kesehatan kulit anak-anak. Studi tersebut menemukan bahwa penggunaan produk *skincare* yang berlebihan dan tidak tepat dapat menyebabkan iritasi hingga alergi permanen.

Bahaya Skincare Viral TikTok bagi Anak-Anak

Penelitian dari Northwestern University menemukan fakta mengejutkan. Banyak gadis muda, beberapa bahkan baru berusia tujuh tahun, mengikuti tren *skincare* rumit, mahal, dan tidak perlu di TikTok. Mereka terobsesi mencapai standar kecantikan yang tidak realistis.

Bacaan Lainnya

Beberapa anak bahkan rela bangun sangat pagi hanya untuk menyelesaikan rangkaian perawatan kulit mereka. Dr. Molly Hales, penulis utama studi tersebut, menekankan bahwa risiko penggunaan produk *skincare* pada anak-anak jauh lebih besar daripada manfaatnya.

Media sosial memang wadah berekspresi, namun anak-anak tidak perlu melakukan perawatan berlebihan untuk merasa sehat atau cantik. Standar kecantikan yang dipaparkan di media sosial seringkali tidak realistis dan justru membahayakan.

Metodologi Penelitian dan Temuan Utama

Para peneliti membuat dua akun TikTok seolah-olah milik remaja 13 tahun. Mereka kemudian mengamati 100 video perawatan kulit yang diunggah pengguna muda. Hampir semua konten dibuat oleh perempuan berusia 7 hingga 18 tahun.

Mayoritas video menampilkan kulit cerah, mulus, dan tanpa noda. Ini menciptakan citra kecantikan yang ideal, namun tidak realistis dan dapat membahayakan psikologis anak.

Anak-anak dalam video rata-rata menggunakan enam produk *skincare* dalam satu sesi perawatan. Biaya totalnya mencapai USD 168 (sekitar Rp 2,7 juta). Beberapa bahkan menggunakan lebih dari selusin produk dengan total biaya lebih dari USD 500 (sekitar Rp 8 juta).

Dampak Negatif dan Saran dari Ahli

Video dengan judul “Get Ready With Me” dan “Skincare Routine” mendominasi konten. Namun, hanya 26 persen video perawatan siang hari yang menyertakan penggunaan *sunscreen*. Padahal, banyak produk yang digunakan mengandung bahan aktif seperti asam sitrat yang meningkatkan risiko terbakar matahari.

Lebih memprihatinkan lagi, 76 persen dari 25 video dengan jumlah tayangan tertinggi mengandung setidaknya satu alergen potensial, umumnya pewangi buatan. Penggunaan produk berlapis dengan bahan aktif serupa juga meningkatkan risiko iritasi kulit.

Prof. Tess McPherson dari British Association of Dermatologists menyatakan temuan ini sangat penting. Hal ini sejalan dengan peningkatan kasus iritasi kulit pada anak-anak di klinik dermatologi.

Ia juga menyoroti dampak psikologis, termasuk meningkatnya stigma terhadap jerawat dan eksim, serta ketakutan akan penuaan dini. Anak-anak mengejar kulit yang dianggap “sempurna”, padahal itu tidak realistis dan tidak menjamin kebahagiaan.

Anak-anak perlu diajarkan untuk menerima dan mencintai diri sendiri apa adanya. Orang tua dan pendidik memiliki peran penting dalam membimbing anak untuk memiliki citra diri yang positif dan menghindari obsesi terhadap tren kecantikan yang berpotensi berbahaya. Penting untuk mengajarkan pentingnya kesehatan kulit yang alami dan menghindari penggunaan produk *skincare* yang berlebihan, terutama pada usia muda. Perawatan kulit yang tepat dan sesuai usia jauh lebih penting daripada mengejar standar kecantikan yang tidak realistis.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *