China melontarkan tuduhan serius kepada Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA). Mereka menuduh NSA melakukan serangan siber skala besar selama Asian Winter Games 2025.
Serangan Siber Sasar Infrastruktur Vital China
Serangan siber yang dituduhkan kepada NSA ini menyasar sejumlah sektor industri penting di China. Ini termasuk energi, transportasi, konservasi air, komunikasi, dan lembaga penelitian keamanan nasional di Provinsi Heilongjiang.
Badan Keamanan Publik di kota Harbin menyebutkan serangan tersebut bertujuan untuk menyabotase infrastruktur vital dan mencuri informasi rahasia. Aksi ini berpotensi menimbulkan masalah sosial yang signifikan di China.
Tersangka dan Bukti yang Diajukan
Pihak berwenang di Harbin telah mengidentifikasi tiga agen NSA sebagai tersangka: Katheryn A. Wilson, Robert J. Snelling, dan Stephen W. Johnson. Ketiganya diduga telah berulang kali melancarkan serangan siber ke infrastruktur penting China, termasuk Huawei.
Investigasi lebih lanjut juga melibatkan Universitas California dan Virginia Tech. China menduga kedua universitas tersebut turut berperan dalam serangan siber tersebut.
Metode Serangan yang Digunakan NSA
China menuduh NSA memanfaatkan celah keamanan (backdoor) yang sebelumnya telah disusupkan ke dalam sistem operasi Microsoft Windows. Celah keamanan ini diduga telah diaktifkan selama penyelenggaraan Asian Winter Games.
Untuk menutupi jejak digitalnya, NSA diduga membeli alamat IP dari berbagai negara dan menyewa server jaringan anonim di Asia dan Eropa. Hal ini menyulitkan penelusuran asal serangan siber tersebut.
Ketegangan AS-China Meningkat
Tudingan ini muncul di tengah memanasnya hubungan AS-China. Perang tarif dan berbagai sanksi ekonomi telah menambah ketegangan di antara kedua negara adidaya tersebut.
Sebagai bentuk protes, China telah mengeluarkan peringatan perjalanan untuk warganya yang hendak mengunjungi Amerika Serikat. Mereka juga telah menghentikan impor film-film Amerika.
Respons Pemerintah China dan AS
Kementerian Luar Negeri China telah secara resmi menyampaikan protes kepada Pemerintah Amerika Serikat. Mereka menuntut pertanggungjawaban atas serangan siber tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, meminta Amerika Serikat untuk menghentikan serangan siber yang dianggapnya tidak berdasar tersebut. Sampai saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah Amerika Serikat terkait tuduhan tersebut.
Tuduhan China terhadap NSA ini merupakan peristiwa yang tidak biasa. Biasanya, Amerika Serikat lah yang sering menuduh China melakukan serangan siber. Situasi ini memperlihatkan eskalasi ketegangan di bidang keamanan siber antara kedua negara dan berpotensi memicu konflik lebih lanjut.