Masa depan Stamford Bridge, kandang Chelsea, menjadi titik perselisihan antara pemilik klub, Todd Boehly dan Behdad Eghbali. Perbedaan pandangan mengenai renovasi atau pembangunan stadion baru mengancam kerjasama keduanya.
Dilema Stamford Bridge: Renovasi atau Bangun Baru?
Chelsea, yang telah bermarkas di Stamford Bridge sejak 1905, menghadapi dilema besar. Stadion berkapasitas 40.173 tempat duduk tersebut dianggap terlalu kecil dan sudah usang untuk klub sebesar Chelsea.
Peningkatan kapasitas stadion akan meningkatkan pendapatan klub dari penjualan tiket. Namun, dua opsi yang ada, renovasi Stamford Bridge atau membangun stadion baru, sama-sama menghadapi kendala perizinan dan lahan yang rumit.
Renovasi Stamford Bridge membutuhkan penggusuran rumah-rumah di sekitarnya. Opsi pembangunan di lokasi lain, misalnya di daerah Earl’s Court, juga menghadapi tantangan serupa terkait ketersediaan lahan dan perizinan.
Perbedaan Pendapat Ancam Kerjasama Boehly dan Eghbali
Ketidaksepakatan Boehly dan Eghbali mengenai rencana stadion telah mencuat ke permukaan. Perbedaan pandangan ini berpotensi memicu keretakan dalam kerjasama mereka.
Boehly, yang memegang 12,8% saham Chelsea, menekankan perlunya perencanaan jangka panjang untuk pengembangan stadion. Ia bahkan menyebut kemungkinan keduanya akan berpisah jika tidak menemukan titik temu.
Sementara itu, Eghbali yang melalui Clearlake Capital menguasai 61,6% saham Chelsea, belum memberikan pernyataan resmi terkait perbedaan pendapat ini. Meskipun demikian, ia menyatakan bahwa mereka masih dapat menemukan solusi bersama.
Situasi ini menjadi sorotan tajam bagi para penggemar Chelsea yang menantikan perkembangan selanjutnya. Masa depan Stamford Bridge dan struktur kepemilikan klub masih menjadi tanda tanya besar.
Dinamika kepemilikan Chelsea yang kompleks, di mana Boehly dan Eghbali mewakili kepentingan yang berbeda, menunjukkan betapa rumitnya mengelola klub sepak bola sebesar Chelsea. Persoalan stadion ini bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga mencerminkan perbedaan visi dan strategi bisnis di antara para pemiliknya. Resolusi dari konflik ini akan menentukan arah perjalanan Chelsea di masa mendatang, baik di dalam maupun di luar lapangan.





