Pasar saham Indonesia kembali bergeliat setelah libur panjang Idul Adha 1446 Hijriah. Setelah ditutup selama tiga hari berturut-turut, perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka kembali pada Selasa, 10 Juni 2025. Libur panjang ini mencakup Hari Raya Idul Adha pada Jumat, 6 Juni 2025, dan cuti bersama pada Senin, 9 Juni 2025.
Kinerja IHSG Jelang Libur Idul Adha
Sebelum libur panjang, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukan kinerja yang positif. Pada penutupan perdagangan Kamis, 5 Juni 2025, IHSG ditutup menguat 0,63 persen ke posisi 7.113,42. Indeks LQ45 juga mengalami peningkatan, naik 0,64 persen ke posisi 801,70.
Sebagian besar indeks saham acuan menunjukkan tren positif. Namun, terdapat 332 saham yang melemah, sementara 279 saham menguat dan 197 saham stagnan.
Total frekuensi perdagangan mencapai 1.337.598 kali dengan volume perdagangan 23 miliar saham. Nilai transaksi harian mencapai Rp 16,4 triliun.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 16.280. Menariknya, investor asing tercatat melakukan penjualan saham senilai Rp 720,6 miliar menjelang libur panjang.
Sektor saham basic menjadi pemimpin penguatan dengan lonjakan 1,74 persen. Sektor consumer siklikal dan energi juga menunjukkan kinerja positif, masing-masing naik 0,68 persen dan 0,50 persen.
Di sisi lain, sektor kesehatan mencatatkan penurunan terbesar, yaitu 1,07 persen. Sektor consumer nonsiklikal dan infrastruktur juga mengalami pelemahan.
Prediksi IHSG Juni 2025: Analisis dan Sentimen
Analisis terhadap IHSG pada bulan Juni 2025 memproyeksikan penguatan yang moderat. Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata, melihat potensi pengulangan tren historis penguatan IHSG di bulan Juni.
Hal ini didorong oleh beberapa katalis positif, baik domestik maupun internasional. Liza memprediksi IHSG akan bergerak sideways cenderung menguat dalam rentang 7.000-7.300.
Potensi menembus resistance 7.300 tergantung pada net buy asing yang berkelanjutan, stimulus domestik, dan stabilitas nilai tukar rupiah.
“Window dressing” akhir semester dan positioning investor menjelang laporan keuangan kuartal II juga diperkirakan menjadi katalis tambahan.
Sentimen Penggerak IHSG
Stimulus pemerintah menjadi sentimen penggerak utama IHSG di Juni 2025. Penurunan bunga penjaminan LPS dan pemangkasan BI Rate turut memberikan dampak positif.
Ekspektasi dovish dari The Fed juga berkontribusi terhadap sentimen positif ini. Namun, risiko global tetap perlu diwaspadai, terutama dinamika tarif dagang AS dan ketegangan geopolitik.
Dengan potensi penguatan rupiah ke level Rp 16.000/USD dan kembalinya aliran dana asing, pelaku pasar disarankan untuk cermat dalam melakukan rotasi sektor. Kewaspadaan terhadap potensi gejolak eksternal tetap penting.
Sektor Pilihan untuk Investasi di Juni 2025
Kiwoom Sekuritas menyoroti sejumlah sektor yang berpotensi menarik minat investor di Juni 2025. Sektor konsumsi dan ritel diperkirakan akan mendapat dukungan dari stimulus dan peningkatan belanja selama libur sekolah.
Sektor transportasi dan pariwisata juga berpeluang mengalami peningkatan akibat lonjakan mobilitas masyarakat. Sektor perbankan dan multifinance diuntungkan oleh pelonggaran suku bunga dan potensi peningkatan permintaan kredit.
Sektor properti dan semen juga berpotensi menguat karena penurunan cost of fund. Sementara itu, sektor teknologi dan data center didukung oleh permintaan yang stabil dan transformasi digital.
Sektor energi tetap relevan mengingat prospek jangka menengah dari RUPTL PLN 2025-2034. Secara keseluruhan, pasar saham Indonesia diprediksi akan mengalami perkembangan yang dinamis di bulan Juni 2025, dengan beberapa sektor yang menawarkan peluang investasi menarik. Perlu diingat untuk selalu melakukan riset dan analisis sebelum melakukan keputusan investasi.
