Indonesia sedang menghadapi krisis sampah yang serius. Data terbaru menunjukkan timbunan sampah nasional mencapai angka yang mengkhawatirkan, yaitu 56,63 juta ton pada tahun 2024.
Darurat Sampah Nasional: Ancaman Lingkungan dan Kesehatan
Sebagian besar sampah, tepatnya 39,41 persen, berakhir di lingkungan, mencemari sungai dan laut. Kondisi ini berdampak langsung pada peningkatan risiko banjir, seperti yang baru-baru ini terjadi di Bekasi.
Metode pengelolaan sampah yang masih banyak digunakan, yaitu open dumping, juga memprihatinkan. Sebanyak 21,85% sampah dikelola dengan cara ini di 343 daerah di Indonesia.
Open dumping menyebabkan pencemaran udara dan air tanah, serta merusak ekosistem lokal. Hal ini memerlukan solusi segera dan terintegrasi.
Solusi Terpadu untuk Mengatasi Krisis Sampah
Ketua Komisi XII DPR, Bambang Patijaya, menekankan perlunya perbaikan tata kelola sampah melalui beberapa strategi kunci.
Pertama, revisi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah sangat penting. Regulasi yang lebih komprehensif dan efektif sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini.
Kedua, diperlukan terobosan dalam pembiayaan pengelolaan sampah. Bambang Patijaya mengusulkan kebijakan *mandatory spending* dalam APBN dan APBD untuk memastikan alokasi anggaran yang cukup.
Ketiga, perbaikan infrastruktur dan teknologi pengelolaan sampah sangat krusial. Proses pengelolaan sampah, mulai dari pemilahan hingga penimbunan di TPA, perlu ditingkatkan efisiensi dan efektifitasnya.
Saat ini, sampah yang telah dipilah di rumah tangga seringkali tercampur kembali selama proses pengangkutan. Hal ini menghambat upaya daur ulang, pengomposan, dan konversi sampah menjadi energi.
Pembangunan infrastruktur yang memadai dan penggunaan teknologi ramah lingkungan menjadi kunci keberhasilan. Penggunaan teknologi pengolahan sampah yang modern dan inovatif dapat mempercepat proses pengolahan sampah dan meningkatkan efisiensi.
Keberhasilan pengelolaan sampah membutuhkan komitmen bersama dari semua pihak, termasuk masyarakat. Transformasi perilaku masyarakat dalam mengelola sampah sangat penting untuk mendukung keberhasilan program ini.
Dengan pendekatan terpadu yang melibatkan regulasi yang kuat, pembiayaan yang memadai, dan teknologi yang tepat, Indonesia dapat mengatasi krisis sampah dan membangun lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan. Perubahan perilaku masyarakat juga akan menjadi kunci keberhasilan jangka panjang.


