Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menekankan pentingnya peningkatan jumlah wirausahawan di Indonesia. Beliau juga menyoroti peran krusial Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam menopang perekonomian nasional.
Bahlil menjelaskan bahwa kemajuan suatu negara sangat bergantung pada jumlah pengusahanya. Angka wirausahawan di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan negara-negara maju lainnya.
Jumlah Wirausahawan Indonesia Masih Jauh dari Negara Maju
Saat ini, jumlah pengusaha di Indonesia hanya sekitar 3,1 hingga 3,2 persen dari total populasi. Ini jauh di bawah standar negara maju yang idealnya mencapai angka dua digit.
Sebagai perbandingan, Singapura memiliki jumlah pengusaha mencapai 11 hingga 12 persen dari total populasinya. Amerika Serikat juga menunjukkan angka yang serupa, sementara Malaysia berada di angka 6 persen dan Thailand 6,5 persen.
Rendahnya jumlah wirausahawan ini menjadi tantangan besar bagi perekonomian Indonesia. Pemerintah perlu mengambil langkah konkret untuk mendorong pertumbuhan kewirausahaan di tanah air.
Kebutuhan Pengusaha Nasionalis dan Patriotik
Indonesia membutuhkan lebih banyak pengusaha yang memiliki jiwa patriotik dan nasionalis. Mereka harus mengedepankan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau asing.
Bahlil mengingatkan pentingnya pengusaha Indonesia untuk tidak mudah menyerahkan kendali ekonomi kepada pihak asing. Hal ini selaras dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.
Presiden Prabowo menekankan agar para pelaku usaha mengutamakan kepentingan nasional. Hal ini penting untuk menjaga kedaulatan ekonomi Indonesia.
Ciri-ciri Pengusaha Nasionalis
Pengusaha nasionalis memiliki komitmen kuat untuk memajukan perekonomian negara. Mereka berinvestasi di sektor-sektor strategis dan menciptakan lapangan kerja.
Mereka juga berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis. Mereka menjadi contoh bagi para wirausahawan lainnya.
Peran Vital UMKM dalam Perekonomian Indonesia
UMKM memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. UMKM terbukti menjadi penopang utama ekonomi nasional saat krisis moneter 1998.
Pada saat krisis 1998, inflasi mencapai 88 persen, cadangan devisa tinggal 17 miliar USD, dan defisit ekonomi mencapai angka dua digit. UMKM menjadi benteng pertahanan ekonomi saat itu.
Saat ini, UMKM berkontribusi sebesar 61 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Sektor ini juga menyerap lebih dari 120 juta tenaga kerja dari total 130 juta tenaga kerja di Indonesia.
Dari total unit usaha di Indonesia, 99,3 persen adalah UMKM. Kekuatan UMKM sangat krusial bagi ketahanan ekonomi Indonesia.
Kesimpulannya, peningkatan jumlah wirausahawan dan penguatan UMKM sangat penting bagi kemajuan ekonomi Indonesia. Pemerintah perlu terus mendorong lahirnya pengusaha-pengusaha nasionalis yang mampu bersaing di kancah global sekaligus menjaga kepentingan nasional. Ketahanan ekonomi Indonesia sangat bergantung pada keberhasilan strategi ini.