Celios: Strategi Blended Finance Optimalkan Koperasi Merah Putih

Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih) mendapat sorotan dari Center of Economic and Law Studies (Celios). Lembaga riset ini menyarankan agar skema pembiayaan Kopdes Merah Putih beralih dari pinjaman bank Himbara ke model blended finance. Celios menilai, hal ini lebih berkelanjutan dan minim risiko bagi keuangan negara.

Studi Celios berjudul “Koperasi Desa Merah Putih: Pedoman Pelaksanaan, Perubahan, dan Alternatif Program” mengungkap potensi masalah dari model pembiayaan saat ini. Penelitian mendalam ini menyoroti dampak negatif penggunaan dana desa untuk membayar cicilan pinjaman dan memberikan rekomendasi alternatif yang lebih efektif.

Bacaan Lainnya

Mengapa Blended Finance Lebih Ideal untuk Kopdes Merah Putih?

Celios menganjurkan penerapan blended finance karena kemampuannya menggabungkan sumber daya internal dan eksternal secara seimbang. Dengan demikian, risiko ketergantungan pada satu sumber dana dapat diminimalisir.

Model ini dianggap lebih inklusif karena aksesibilitas pembiayaan tanpa diskriminasi dan prasyarat yang memberatkan. Hal ini memastikan partisipasi semua pihak dan keadilan ekonomi bagi anggota koperasi.

Keuntungan lainnya, blended finance memiliki potensi untuk memperluas akses modal, menurunkan risiko pembiayaan, dan mendorong inovasi produk keuangan. Keterlibatan investor swasta dan donor juga akan meningkatkan akuntabilitas dan kapasitas manajemen koperasi.

Risiko Pembiayaan Kopdes Merah Putih Melalui Pinjaman Bank Himbara

Celios memperingatkan potensi distorsi sistem keuangan negara jika pemerintah tetap menggunakan skema kredit dari bank Himbara untuk Kopdes Merah Putih. Pembayaran cicilan yang berasal dari pemotongan dana desa dinilai bermasalah.

Pemotongan dana desa untuk membayar cicilan kredit koperasi berdampak pada pengurangan kemampuan fiskal pemerintah desa. Dana yang seharusnya dialokasikan untuk ketahanan pangan, BLT, operasional pemerintahan desa, penguatan lembaga masyarakat, dan infrastruktur dasar menjadi berkurang.

Kondisi keuangan bank Himbara sendiri saat ini juga tengah menghadapi tantangan. Penurunan simpanan masyarakat dan peningkatan rasio kredit bermasalah (NPL) di sektor produktif menambah kekhawatiran.

Data OJK Menunjukkan Peningkatan NPL dan Loan at Risk

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan peningkatan NPL dari 2,08 persen pada Desember 2024 menjadi 2,17 persen pada Maret 2025. Sementara itu, loan at risk juga meningkat dari 9,28 persen menjadi 9,86 persen dalam periode yang sama.

Rekomendasi Celios: Menuju Koperasi yang Lebih Berkelanjutan

Celios menyimpulkan bahwa blended finance menawarkan solusi yang lebih berkelanjutan bagi Kopdes Merah Putih. Model ini mengurangi ketergantungan pada subsidi pemerintah dan membuat koperasi lebih tangguh menghadapi dinamika ekonomi.

Dengan melibatkan berbagai sumber pendanaan, model ini juga mampu mendorong tata kelola yang lebih baik dan peningkatan kapasitas manajemen koperasi. Transfer pengetahuan dari investor swasta dan donor menjadi nilai tambah yang signifikan.

Kesimpulannya, penerapan blended finance bukan hanya solusi yang lebih efektif, tetapi juga lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan dalam mendukung perkembangan Kopdes Merah Putih. Hal ini penting untuk memastikan keberhasilan program pemerintah dalam memberdayakan ekonomi desa tanpa mengorbankan stabilitas keuangan negara.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *