Capex Pratama Widya 2026: Proyeksi Anggaran Naik Drastis

Capex Pratama Widya 2026: Proyeksi Anggaran Naik Drastis
Capex Pratama Widya 2026: Proyeksi Anggaran Naik Drastis

PT Pratama Widya Tbk (PTPW) memproyeksikan peningkatan signifikan pada belanja modal (Capex) di tahun 2026. Anggaran Capex diperkirakan mencapai Rp120 miliar, meningkat tiga kali lipat dari Rp40 miliar di tahun 2025. Lonjakan ini didorong oleh rencana operasional pabrik tiang pancang baru di Batam yang akan dimulai tahun depan. Namun, angka tersebut masih bersifat sementara dan dapat berubah tergantung kondisi ekonomi, khususnya sektor konstruksi.

PTPW mencatat penurunan pendapatan sekitar 6 persen di tahun 2024, menjadi Rp371,97 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor.

Bacaan Lainnya

Penurunan Pendapatan dan Strategi PTPW

Ketidakpastian politik selama masa pemilihan presiden lalu turut memengaruhi harga proyek konstruksi, sehingga berdampak pada pendapatan PTPW. Kontribusi anak usaha juga menurun menjadi Rp61,51 miliar.

Hal ini disebabkan fokus anak usaha yang hanya pada produksi readymix, yang memiliki margin keuntungan lebih rendah dibandingkan lini jasa konstruksi.

Untuk mengatasi penurunan kinerja, PTPW akan melakukan beberapa strategi.

  • Perusahaan akan mengalihkan fokus penjualan dari sektor BUMN ke sektor swasta. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan secara signifikan.
  • PTPW juga akan melakukan diversifikasi bisnis dengan merambah sektor industri baru melalui kerja sama Joint Operation dan Joint Venture.

Salah satu contoh diversifikasi bisnis adalah proyek Joint Operation pada tahun 2023 untuk pembangunan Batching Plant produksi readymix di Penajam, Kalimantan Timur.

Peningkatan Capex dan Kebutuhan Modal Kerja

Peningkatan Capex PTPW di tahun 2026 terutama ditujukan untuk mendukung operasional pabrik tiang pancang baru di Batam. Pabrik ini memerlukan investasi besar untuk pembelian berbagai bahan baku, seperti batu, pasir, dan semen dalam jumlah besar.

Kebutuhan modal kerja pun akan meningkat drastis seiring dimulainya produksi.

Informasi ini disampaikan manajemen PTPW melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 10 Juni 2025.

Ekspansi Bisnis dan Pengembangan Kompetensi

PTPW juga berencana mengembangkan kompetensi di bidang konstruksi. Salah satu fokus pengembangan adalah teknologi micro tunneling.

Teknologi ini akan digunakan untuk pembangunan terowongan kecil di bawah tanah untuk keperluan sistem pengolahan limbah.

Prospek IHSG dan Rekomendasi Saham

Pada tanggal 10 Juni 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi berpotensi menguat terbatas, meskipun ada potensi koreksi. Beberapa analis memproyeksikan IHSG bergerak di rentang 6.713-7.009.

PT Pilarmas Investindo Sekuritas merekomendasikan saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Harum Energy Tbk (HRUM), dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP).

Sementara itu, analis dari PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, merekomendasikan saham PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).

Rencana ekspansi PTPW, baik melalui peningkatan kapasitas produksi maupun diversifikasi bisnis, menunjukkan komitmen perusahaan untuk meningkatkan kinerja di masa mendatang. Meskipun menghadapi tantangan penurunan pendapatan di tahun 2024, strategi yang diterapkan menunjukkan optimisme perusahaan dalam menghadapi persaingan di sektor konstruksi dan mengarungi peluang di sektor-sektor baru. Pemantauan terhadap perkembangan ekonomi dan sektor konstruksi akan menjadi kunci keberhasilan strategi ini.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *