"Saya memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya pada para pengembang nahdliyin yang turut serta mengurangi angka backlog perumahan di Indonesia. Ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya karena telah berkumpul bersama para pengembang nahdliyin yang berjuang untuk membangun tempat tinggal yang layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)," kata wapres Ma'ruf dalam seminar dan serasehan nasional HIPNU yang diselengarakan hibrid di Gedung Nusantara V DPR RI, Sabtu (21/11/2020).
Menurut Wapres, saat ini kebutuhan perumahan bagi masyarakat masih sangat tinggi yakni sebesar 11,04 juta unit rumah. Selama covid-19, para pengembang tidak banyak berproduksi sehingga target pembangunan perumahan belum terealisasi secara baik. Karena itu, pemerintah berharap pembangunan perumahan terus dilakukan khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). "Pemerintah melihat sektor perumahan merupakan kluster yang melibatkan 150 jenis usaha dan industri serta menyerap tenaga kerja sangat besar. Pembanvunan perumahan perlu kita dukung sebagai pengungkit pertumbuhan ekonomi inklusif yang manfaatnya dapat dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat," ujarnya. Sejak dicanangkan pada 2015, program pembangunan 1 juta rumah setiap tahun kini telah terealisasi sebesar 4,8 juta unit rumah dan 70% dari jumlah itu dinikmati oleh masyarakat berpenghasilan rendah.Ads