Badan Pangan Nasional (Bapanas) optimis penyaluran bantuan sosial (bansos) beras 20 kilogram akan mencapai 95 persen pada pertengahan Juli 2025. Penyaluran bansos yang dimulai Juni-Juli ini menargetkan 18,3 juta penerima bantuan pangan.
Namun, Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, mengakui tantangan distribusi di beberapa wilayah, khususnya daerah terpencil seperti Puncak Jaya, Papua, dan perbatasan. Distribusi di lokasi-lokasi tersebut membutuhkan upaya ekstra.
Distribusi Bansos Beras Menuju Target 95 Persen
Arief Prasetyo Adi menyatakan target penyaluran bansos beras mencapai 95 persen pada pertengahan Juli 2025. Ini merupakan target yang cukup ambisius mengingat kendala geografis di beberapa daerah.
Pihak Bapanas akan berupaya keras untuk memenuhi target tersebut. Dukungan dari TNI dan Polri akan dimanfaatkan untuk memperlancar distribusi di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau.
Tantangan Distribusi di Wilayah Terpencil
Wilayah-wilayah seperti Puncak Jaya dan daerah perbatasan menjadi fokus utama Bapanas. Sulitnya akses dan infrastruktur menjadi kendala utama dalam pendistribusian bansos beras.
Untuk mengatasi hal ini, Bapanas bekerja sama dengan pihak terkait, termasuk TNI dan Polri, guna memastikan beras sampai kepada penerima manfaat. Koordinasi dan pengawalan distribusi menjadi kunci keberhasilan.
Strategi Pendistribusian Bansos Beras di Daerah Terpencil
Bantuan logistik dan personel tambahan akan dikerahkan ke daerah-daerah terpencil. Penggunaan jalur alternatif dan moda transportasi yang sesuai kondisi geografis juga akan dipertimbangkan.
Sosialisasi kepada masyarakat setempat juga dilakukan untuk memastikan kelancaran proses pendistribusian. Kerja sama dengan pemerintah daerah setempat juga sangat penting.
Fokus Penyaluran di Daerah dengan Kenaikan Harga Beras
Bansos beras 20 kilogram difokuskan ke daerah-daerah yang mengalami kenaikan harga beras. Hal ini merupakan upaya pemerintah untuk menekan inflasi dan meringankan beban masyarakat.
Papua, Maluku, dan Indonesia Timur menjadi prioritas utama. Daerah-daerah lain dengan kenaikan harga beras signifikan juga akan mendapatkan prioritas.
Data Panel Harga Pangan Bapanas menunjukkan rata-rata harga beras medium nasional mencapai Rp13.841 per kilogram, naik 10,73 persen dari Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp12.500 per kilogram. Kenaikan ini mengindikasikan perlunya intervensi pemerintah.
Zona 1, yang meliputi Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Sulawesi, mencatat harga beras medium Rp13.423 per kilogram, melebihi HET sebesar 7,38 persen. Situasi ini menuntut langkah cepat dan tepat dari pemerintah.
Penyaluran bansos beras diharapkan dapat membantu meringankan beban masyarakat, terutama di daerah-daerah yang mengalami kenaikan harga beras. Komitmen Bapanas untuk mencapai target distribusi 95 persen pada pertengahan Juli 2025 menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengatasi masalah pangan.
Keberhasilan penyaluran bansos ini tidak hanya bergantung pada Bapanas, tetapi juga pada kerja sama seluruh pihak terkait, termasuk pemerintah daerah, TNI, Polri, dan masyarakat setempat. Semoga upaya ini dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia.