Kemacetan lalu lintas merupakan masalah umum di kota-kota besar dunia, termasuk Indonesia. Baru-baru ini, TomTom Traffic merilis indeks kemacetan global, yang mengungkapkan beberapa kota termacet di dunia, termasuk beberapa kota di Indonesia.
Metodologi TomTom Traffic dalam Mengukur Kemacetan
TomTom Traffic menggunakan data perjalanan rata-rata dan tingkat kemacetan yang dikumpulkan secara detail. Data ini diperoleh melalui *floating car data* (FCD) dari perangkat GPS pengguna, yang merekam kecepatan dan lokasi kendaraan secara *real-time*. Analisisnya mencakup tiga faktor utama: faktor statis (seperti ukuran jalan, kapasitas, dan batas kecepatan), faktor dinamis (seperti perbaikan jalan, cuaca buruk, dan kemacetan itu sendiri), dan waktu perjalanan optimal di kota tersebut.
Dengan menggabungkan ketiga faktor tersebut, TomTom Traffic mampu menentukan tingkat kemacetan di berbagai kota dan mengidentifikasi kota-kota yang paling “menyiksa” bagi pengendara. Sistem ini memungkinkan pemetaan yang akurat tentang kepadatan lalu lintas dan waktu tempuh yang dibutuhkan.
Kota Termacet di Indonesia dan Dunia
Berdasarkan data TomTom Traffic, berikut adalah daftar lima kota termacet di Indonesia: Bandung (waktu tempuh rata-rata 32 menit 37 detik per 10 km), Medan (32 menit 3 detik per 10 km), Palembang (27 menit 55 detik per 10 km), Surabaya (26 menit 59 detik per 10 km), dan Jakarta (25 menit 31 detik per 10 km). Data ini menunjukkan bahwa kemacetan merupakan tantangan signifikan di berbagai wilayah Indonesia.
Secara global, Barranquilla, Kolombia, dinobatkan sebagai kota termacet di dunia dengan waktu tempuh rata-rata 36 menit 6 detik per 10 km. Di Asia, Kolkata, India, memegang rekor termacet dengan waktu tempuh 34 menit 33 detik per 10 km.
Sementara itu, di Asia Tenggara, Davao City, Filipina, menempati posisi teratas dengan waktu tempuh rata-rata 32 menit 59 detik per 10 km. Data ini menyoroti permasalahan kemacetan yang meluas di berbagai belahan dunia.
Kemacetan lalu lintas bukan hanya masalah kenyamanan, tetapi juga berdampak pada ekonomi dan lingkungan. Meningkatnya waktu tempuh berakibat pada peningkatan konsumsi bahan bakar, emisi gas buang, dan kerugian produktivitas. Pemahaman mendalam mengenai penyebab dan dampak kemacetan sangat penting untuk mengembangkan solusi yang efektif dan berkelanjutan. Data TomTom Traffic dapat menjadi dasar bagi perencanaan perkotaan yang lebih baik guna mengurangi kemacetan di masa depan.