Pernahkah Anda merasakan nyeri tajam di anus atau muncul benjolan di sekitar anus? Bisa jadi itu adalah tanda abses perianal, kondisi yang umum terjadi dan biasanya dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat. Artikel ini akan membahas secara detail mengenai gejala, penyebab, diagnosis, pengobatan, dan pencegahan abses perianal.
Apa itu Abses Perianal?
Abses perianal adalah kondisi terbentuknya benjolan di area tepi anus (anal verge), yang tampak seperti bisul. Ini merupakan jenis abses anus yang paling umum. Kondisi ini terjadi karena penyumbatan pada kelenjar anus, yang bisa disebabkan oleh infeksi, trauma, atau kondisi medis lainnya.
Benjolan tersebut biasanya berwarna merah, terasa nyeri saat disentuh, dan mungkin berdenyut. Gejala lainnya bisa termasuk sembelit, demam, atau menggigil. Jika dibiarkan tanpa penanganan, abses bisa menyebar ke area sekitar anus, seperti ruang ischioanal atau ruang intersfigterik.
Seberapa Umum Abses Perianal?
Abses perianal dapat terjadi pada siapa saja, baik pria maupun wanita. Namun, menurut National Institute of Health, penyakit ini dua kali lebih sering terjadi pada laki-laki. Pencegahan melalui pengurangan faktor risiko sangat penting. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.
Tanda dan Gejala Abses Perianal
Gejala utama abses perianal adalah benjolan merah dan nyeri di dekat tepi anus, seringkali berisi nanah. Benjolan ini bisa terasa berdenyut, dan rasa sakitnya bisa memburuk saat duduk, batuk, atau mengejan saat buang air besar.
Gejala lain yang mungkin muncul meliputi: keluarnya cairan seperti nanah dari anus; nyeri pada anus atau rektum; nyeri saat buang air besar; iritasi pada jaringan sekitar anus; perdarahan pada rektum; dan nyeri di bagian bawah perut. Demam, menggigil, dan kelemahan juga bisa terjadi.
Kapan Harus Periksa ke Dokter?
Segera konsultasikan ke dokter jika Anda mengalami demam tinggi (lebih dari 38 ℃), menggigil kedinginan, muntah terus menerus, susah buang air besar, atau nyeri dubur yang ekstrem (dengan atau tanpa buang air besar).
Gejala-gejala tersebut bisa mengindikasikan infeksi yang menyebar ke aliran darah. Penanganan segera sangat penting untuk mencegah komplikasi serius.
Penyebab Abses Perianal
Sebagian besar abses perianal terjadi karena penyumbatan kelenjar di dalam saluran anus, menurut Cleveland Clinic. Bakteri atau feses yang terperangkap di kelenjar tersebut dapat menyebabkan infeksi dan pembentukan abses.
Selain itu, beberapa penyebab lainnya antara lain: fisura ani yang terinfeksi; trauma di area anus (misalnya, hubungan seks anal); kista epidermoid yang terinfeksi; dan hidradenitis suppurativa (penyakit kulit kronis).
Faktor Risiko Abses Perianal
Beberapa faktor meningkatkan risiko terkena abses perianal, di antaranya: hubungan seks anal; penyakit radang usus (seperti penyakit Crohn dan kolitis ulseratif); diabetes; sistem kekebalan tubuh yang lemah (misalnya, karena HIV/AIDS); kurangnya kebersihan area anus; konsumsi obat penekan imun; dan kebiasaan merokok.
Diagnosis Abses Perianal
Diagnosis biasanya dimulai dengan pemeriksaan fisik anus dan rektum. Dokter akan memeriksa adanya benjolan dan menilai tingkat keparahannya. Pemeriksaan rektum mungkin dilakukan dengan memasukkan jari yang telah dilumasi ke dalam rektum untuk meraba adanya kelainan.
Jika abses tidak terlihat dari pemeriksaan fisik atau letaknya lebih dalam, dokter mungkin akan melakukan proctosigmoidoscopy. Prosedur ini melibatkan memasukkan tabung tipis dengan kamera kecil dan lampu ke dalam anus untuk melihat lebih jelas kondisi di dalam.
Pengobatan Abses Perianal
Pengobatan abses perianal bergantung pada tingkat keparahannya. Penanganan utama biasanya melibatkan pembedahan untuk mengeluarkan nanah. Prosedur ini biasanya dilakukan oleh dokter spesialis bedah kolorektal di rumah sakit.
1. Pembedahan untuk Mengeluarkan Nanah
Dokter akan membuat sayatan kecil pada abses untuk mengeluarkan nanah. Pengeluaran nanah ini akan mengurangi rasa nyeri secara signifikan. Penting untuk diingat bahwa prosedur ini harus dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih dan tidak boleh dilakukan sendiri di rumah.
2. Pemberian Obat-obatan
Selain pembedahan, dokter mungkin meresepkan obat pereda nyeri dan obat pencahar untuk melembutkan feses dan mengurangi rasa sakit saat buang air besar. Antibiotik biasanya tidak diperlukan kecuali pada kasus-kasus tertentu.
Pemberian antibiotik mungkin dipertimbangkan jika pasien memiliki kondisi medis tertentu (seperti penyakit katup jantung, gangguan kekebalan tubuh, diabetes, atau sepsis), atau jika ada tanda-tanda infeksi sistemik atau selulitis.
Perawatan Rumahan Abses Perianal
Beberapa perawatan rumahan dapat membantu meredakan gejala dan mendukung proses penyembuhan. Ini termasuk sitz bath (merendam area anus di air hangat beberapa kali sehari), menjaga kebersihan anus dengan baik, menghindari tekanan pada area abses, minum banyak air, mengonsumsi makanan tinggi serat, dan memakai pakaian dalam yang nyaman.
Pencegahan Abses Perianal
Untuk mengurangi risiko abses perianal, penting untuk mengobati kondisi medis yang mendasarinya (seperti diabetes atau penyakit radang usus), menjaga kebersihan area anus dan genital, dan menggunakan kondom selama hubungan seks anal.
Abses perianal memerlukan penanganan medis untuk mencegah komplikasi. Konsultasikan dengan dokter segera jika Anda mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas. Deteksi dini dan pengobatan yang tepat akan meminimalkan risiko infeksi yang lebih parah.
Kesimpulan
- Abses perianal adalah benjolan berisi nanah di tepi anus, disebabkan oleh penyumbatan kelenjar anus.
- Gejalanya meliputi benjolan nyeri, keluarnya nanah, nyeri saat buang air besar, perdarahan rektum, dan iritasi sekitar anus.
- Pengobatannya meliputi pembedahan pengeluaran nanah dan pemberian obat-obatan.
- Pencegahan meliputi menjaga kebersihan, pengobatan kondisi medis yang mendasari, dan penggunaan kondom saat seks anal.