Pasar saham Asia Pasifik mengawali pekan dengan pergerakan positif pada Senin, 9 Mei 2025. Kenaikan ini terjadi di tengah antisipasi investor terhadap perkembangan negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China, serta rilis data ekonomi penting dari China. Sentimen pasar cenderung optimistis, menantikan kabar baik dari kedua negara adidaya tersebut.
China memberikan sinyal positif dengan persetujuan sementara ekspor tanah jarang ke AS. Boeing juga melanjutkan pengiriman jet komersial ke China, menandakan sedikit penurunan ketegangan perdagangan antara kedua negara. Hal ini memberikan sentimen positif bagi pasar saham di kawasan Asia Pasifik.
Kenaikan Bursa Saham Asia Pasifik
Indeks Nikkei 225 di Jepang mengalami penguatan sebesar 0,95% pada pembukaan perdagangan. Topix juga mencatat kenaikan sebesar 0,72%. Di Korea Selatan, Kospi melonjak 1,73% dan Kosdaq naik 0,66%.
Kontrak berjangka indeks Hang Seng di Hong Kong menunjukkan angka 23.801, sedikit lebih tinggi dari penutupan sebelumnya di angka 23.792,54. Bursa saham Australia libur pada hari tersebut. Kontrak berjangka bursa saham AS relatif stagnan di awal perdagangan Asia.
Antisipasi Data Ekonomi China dan Perkembangan Negosiasi AS-China
China akan merilis data ekonomi penting, termasuk inflasi konsumen dan grosir untuk Mei 2025. Konsensus ekonom yang disurvei Reuters memprediksi penurunan harga konsumen sebesar 0,2% year-on-year (yoy), dan Producer Price Index (PPI) turun 3,2% yoy.
Data ekonomi ini akan menjadi sorotan utama bagi investor, karena akan memberikan gambaran terkini mengenai kinerja ekonomi China. Perkembangan negosiasi perdagangan AS-China juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi sentimen pasar.
Potensi Perlambatan Ekonomi China
Prediksi penurunan inflasi dan PPI mengindikasikan potensi perlambatan ekonomi di China. Hal ini perlu dipertimbangkan oleh investor dalam pengambilan keputusan investasi.
Meskipun ada sinyal positif dari persetujuan ekspor tanah jarang dan pengiriman pesawat Boeing, investor tetap mencermati data ekonomi China untuk menilai prospek pertumbuhan ekonomi jangka pendek dan menengah.
Pengaruh Data Penggajian AS terhadap Wall Street
Wall Street sebelumnya mencatat penguatan signifikan pada pekan lalu, didorong oleh data penggajian nonpertanian AS yang lebih baik dari ekspektasi.
Jumlah lapangan kerja AS meningkat 139.000 pada Mei 2025, melampaui perkiraan Dow Jones sebesar 125.000, namun sedikit lebih rendah dari revisi angka April (147.000). Tingkat pengangguran tetap stabil di 4,2%.
Kinerja Indeks Saham AS
Dow Jones Industrial Average menguat 443,13 poin atau 1,05%, mencapai 42.762,87. S&P 500 naik 1,03%, menembus level 6.000 untuk pertama kalinya sejak akhir Februari, dan ditutup di 6.000,36. Nasdaq Composite melonjak 1,2%, mencapai 19.529,95.
Kenaikan ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap kekuatan ekonomi AS, meskipun terdapat kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global. Kinerja saham Tesla yang naik lebih dari 3% setelah sebelumnya mengalami penurunan signifikan juga berkontribusi pada penguatan Wall Street.
Pernyataan Ahli Pasar
Anthony Saglimbene, Chief Market Strategist Ameriprise, mengatakan bahwa laporan penggajian nonpertanian lebih baik dari ekspektasi. Ini menunjukkan pasar tenaga kerja AS tetap kuat meskipun ada beberapa tren pertumbuhan yang melambat.
Namun, Saglimbene juga menyinggung adanya ketidakpastian mengenai dampak inflasi dari tarif perdagangan, dan memperkirakan dampaknya akan lebih terlihat pada data ekonomi di musim panas. Ia juga menilai pasar masih mencermati dampak keseluruhan terhadap pertumbuhan dan profitabilitas dalam beberapa kuartal mendatang.
Data ekonomi terbaru memberikan gambaran yang kompleks. Meskipun ada sentimen positif dari negosiasi perdagangan AS-China dan data penggajian AS, potensi perlambatan ekonomi China dan ketidakpastian dampak tarif perdagangan tetap menjadi pertimbangan utama bagi investor. Pemantauan data ekonomi selanjutnya dan perkembangan negosiasi perdagangan akan sangat penting untuk mengukur sentimen pasar di masa mendatang.