Pasar saham Asia-Pasifik dibuka dengan tren positif pada Selasa pagi. Investor mengamati perkembangan pembicaraan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok yang berlanjut untuk hari kedua di London. Pertemuan tingkat tinggi ini diharapkan memberikan kejelasan terkait kebijakan perdagangan kedua negara yang berpengaruh signifikan terhadap pasar global.
Para pejabat tinggi dari kedua negara telah melakukan pembicaraan intensif. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, dan Perwakilan Dagang Jamieson Greer bertemu dengan delegasi Tiongkok yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Beijing, He Lifeng. Hasil dari pertemuan ini dinantikan dengan penuh harap oleh para pelaku pasar.
Kenaikan Indeks Saham di Asia
Beberapa indeks saham utama di Asia menunjukkan penguatan pada awal perdagangan. Nikkei 225 Jepang misalnya, mencatat kenaikan 0,51 persen. Topix, indeks saham yang lebih luas di Jepang, juga mengalami peningkatan sebesar 0,3 persen.
Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,32 persen. Sementara itu, indeks Kosdaq, yang mewakili saham-saham berkapitalisasi kecil di Korea Selatan, meningkat 0,28 persen.
Indeks S&P/ASX 200 Australia juga mencatat kenaikan sebesar 0,39 persen. Sentimen positif ini menunjukkan optimisme investor terhadap prospek ekonomi regional.
Pergerakan Kontrak Berjangka dan Wall Street
Kontrak berjangka untuk indeks Hang Seng Hong Kong menunjukkan pembukaan yang sedikit lebih lemah dibandingkan penutupan sebelumnya. Indeks tersebut berada di level 24.117, sedikit di bawah level penutupan terakhir di 24.181,43.
Di Amerika Serikat, pasar saham Wall Street menunjukkan kinerja yang beragam pada perdagangan Senin. Indeks S&P 500 mencatat kenaikan tipis 0,09 persen, ditutup pada level 6.005,88. Nasdaq Composite juga naik 0,31 persen, ditutup di angka 19.591,24. Namun, Dow Jones Industrial Average justru sedikit turun 1,11 poin, ditutup pada level 42.761,76. Kontrak berjangka saham AS relatif datar di awal perdagangan Asia.
Kejenuhan Investor terhadap Tarif Perdagangan
Analis dari Yardeni Research, Ed Yardeni, menyatakan bahwa investor sudah mulai jenuh dengan kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump. Kebijakan ini dinilai telah menciptakan ketidakpastian dan volatilitas di pasar saham.
Yardeni menekankan bahwa pasar telah “sangat jenuh” dengan isu tarif. Ia menambahkan bahwa situasi ini diharapkan akan berubah seiring dengan perkembangan pembicaraan perdagangan AS-Tiongkok. Yardeni berharap agar solusi yang dicapai dapat mencegah terjadinya resesi baik di tingkat nasional maupun global.
Perkembangan pembicaraan perdagangan AS-Tiongkok akan terus menjadi sorotan utama bagi investor di pasar Asia. Hasil dari pertemuan tersebut akan sangat berpengaruh terhadap sentimen pasar dan pergerakan harga saham di kawasan ini. Meskipun adanya peningkatan di beberapa indeks saham Asia, investor masih tetap waspada dan menunggu kejelasan lebih lanjut mengenai kesepakatan perdagangan kedua negara adidaya tersebut. Kejenuhan pasar terhadap ketidakpastian tarif perdagangan menunjukkan kebutuhan akan stabilitas kebijakan ekonomi global yang lebih terukur.